SMK Negeri 2
Padang
Kelas/Semester : X/I
Program Keahlian : TKJ
Mata Pelajaran : Sistem Komputer
Jumlah Pertemuan : 4
kali pertemuan
Tujuan
Pembelajaran: setelah mengikuti pembelajaran ini di harapkan siswa dapat:
Ø Membuat
Operasi arithmatik
(penjumlahan, pengurangan, increment, decrement)
Ø Membuat
Perkalian dan pembagian bilangan biner
Ø Membuat
Operasi aritmatik (penjumlah dan pengurang) dalam BCD
Ø Membuat perbandingan pemahaman tentang Half Adder, Full
Adder, dan Ripple Carry Adder.
Ø Mengeksplorasi operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan biner untuk 2 buah input data masing-masing 8 bit
Ø Mengeksplorasi operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan Heksadesimal, increment, dan decrement
Ø Melakukan percobaan operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan biner pada Arithmatic Logic Unit ( ALU )’
Ø Melakukan
operasi penjumlahan digital, meliputi sistem penjumlahan binner, system
penjumlahan oktal, sistem penjumlahan desimal, sistem penjumlahan heksadesimal.
Ø Mengetahui
rangkaian dasar penjumlahan, yang terdiri dari half adder dan full adder.
2.4
Operasi Bilangan
Dalam
sistem desimal telah dikenal dengan baik mengenai operasi dasar bilangan, yakni
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Operasioperasi bilangan
tersebut juga dapat dikenakan pada sistem bilangan yang lain seperti dalam
sistem -sistem bilangan biner, basis-5, octal, heksa-desimal, dan seterusnya.
Tetapi pembahasan operasi kali ini lebih banyak pada sistem biner, sedangkan
untuk sistem bilangan yang lain akan dikemukakan contoh hanya apabila dipandang
perlu. Prinsip-prinsip penggunaan operasi bilangan itu sama dengan yang
diterapkan pada sistem desimal . Oleh karena belum akrab dengan sistem bilangan
selain desimal , maka untuk memudahkan pelaksanaan operasi hitung perlu
pertolongan table operasi. Untuk sistem biner perhatikan table operasi berikut
:
Tabel 2.2: Perkalian biner
Sebagaimana
pada sistem desimal , bilangan biner dapat dijumlahkan, dikurangkan, dikalikan
dan dibagi. Dimulai dari operasi penjumlahan pada bilangan biner. Penjumlahan
antara dua bilangan biner dikerjakan dengan cara yang sama seperti pada
penjumlahan bilangan desimal , bahkan penjumlahan pada bilangan biner lebih
sederhana, persoalannya adalah orang tidak terbiasa dengan sistem biner.
Berdasarkan pada table penjumlahan untuk bilangan buner hanya
ada
4 (empat) hal yang dapat terjadi, yakni :
Ø
0 + 0 = 0
Ø
0 + 1 = 1 + 0 = 1
Ø
1
+ 1 = 10 = 0 + simpanan (carry) 1 untuk posisi berikutnya, dan
Ø
1 + 1 + 1 = 11 = 1 + simpanan (carry) 1
untuk posisi berikutnya.
Hal
yang ke empat terjadi dua bit pada posisi tertentu ialah 1 dan ada simpanan dari
posisi sebelumnya.
Bilangan Biner Pecahan
Dalam
sistem bilangan desimal, bilangan pecahan disajikan dengan menggunakan titik
desimal. Digit-digit yang berada di sebelah kiri titik desimal mempunyai nilai
eksponen yang semakin besar, dan digit-digit yang berada di sebelah kanan titik
desimal mempunyai nilai eksponen yang semakin kecil. Sehingga
0.110
= 10-1 = 1/10
0.1010
= 10-2- = 1/100
0.2
= 2 x 0.1 = 2 x 10-1, dan seterusnya.
Cara
yang sama juga bisa digunakan untuk menyajikan bilangan biner pecahan.
Sehingga,
0.12
= 2-1 = ½, dan
0.012
= 2-2- = ½2 = ¼
Sebagai
contoh,
0.1112
= ½ + ¼ + 1/8
=
0.5 + 0.25 + 0.125
=
0.87510
101.1012
= 4 + 0 + 1+ ½ + 0 + 1/8
=
5 + 0.625
=
5.62510
Pengubahan
bilangan pecahan dari desimal ke biner dapat dilakukan dengan cara mengalihkan
bagian pecahan dari bilangan desimal tersebut dengan 2, bagian bulat dari hasil
perkalian merupakan pecahan dalam bit biner. Proses perkalian diteruskan pada
sisa sebelumnya sampai hasil perkalian sama dengan 1 atau sampai ketelitian
yang diinginkan. Bit biner pertama yang diperoleh merupakan MSB dari bilangan
biner pecahan. Sebagai contoh, untuk mengubah 0.62510 menjadi bilangan biner
dapat dilaksanakan dengan
0.625
x 2 = 1.25, bagian bulat = 1 (MSB), sisa = 0.25
0.25
x 2 = 0.5, bagian bulat = 0, sisa = 0.5
0.5
x 2 = 1.0, bagian bulat = 1 (LSB), tanpa sisaSehingga, 0.62510 = 0.1012
Berikut
beberapa contoh penjumlahan dua bilangan biner :
Didalam
mesin digital penjumlahan antara lebih dari dua bilangan biner pada saat yang
sama tidak terjadi, karena rengkaian digital yang melaksanakan penjumlahan hanya
dapat menangani dua bilangan pada saat yang bersamaan. Jika lebih dari dua
bilangan yang ditambahkan, maka bilangan pertama dan ke dua dijumlahkan lebih
adahulu dan hasil penjumlahan itu baru ditambahkan pada bilangan ke tiga, dan
seterusnya. Penjumlahan biner merupakan operasi aritmetika yang paling penting
dalam sistem digital, karena operasi-operasi pengurangan, perkalian, dan pembagian
dapat dikerjakan dengan hanya dengan prinsip penjumlahan. Misalnya
pengurangan
dapat dibentuk dari penjumlahan dengan bilangan negatif. Perkalian tidak lain
merupakan penjumlahan yang berulang. Sedangkan pembagian adalah pengurangan
yang berulang. Selanjutnya dikemukakan dahulu contoh operasi lain bilangan
biner dengan cara aljabar.
Pengurangan:
Perkalian:
Pembagian:
Untuk
pembanding, berikutnya dikemukakan operasi bilangan basis-5 dengan pertolongan
table operasi berikut : Tabel 2.3 : Penjumlahan basis-5
Tabel 2.4: perkalian basis-5
Penjumlahan:
Pengurangan:
Perkalian:
Pembagian:
Aritmatika Biner
a) Penjumlahan Biner
Penjumlahan bilangan biner serupa dengan penjumlahan
pada bilangan desimal. Dua bilangan yang akan dijumlahkan disusun secara
vertikal dan digit-digit yang mempunyai signifikansi sama ditempatkan pada
kolom yang sama. Digit-digit ini kemudian dijumlahkan dan jika dijumlahkan
lebih besar dari bilangan basisnya (10 untuk desimal, dan 2 untuk biner), maka
ada bilangan yang disimpan. Bilangan yang disimpan ini kemudian dijumlahkan
dengan digit di sebelah kirinya, dan seterusnya. Dalam penjumlahan bilangan
biner, penyimpanan akan terjadi jika jumlah dari dua digityang dijumlahkan
adalah 2. Berikut adalah aturan dasar untuk penjumlahan pada sistem bilangan
biner.
0
+ 0 = 0
0
+ 1 = 1
1
+ 0 = 1
1
+ 1 = 0, simpan 1
Tabel
14. menunjukkan perbandingan antara penjumlahan pada sistem bilangan desimal
dan system bilangan biner, yaitu 82310 + 23810 dan 110012 +
110112.
Tabel
15. Penjumlahan
a. Penjumlahan
decimal
- Penjumlahan Biner
Marilah
kita perhatikan penjumlahan biner dengan lebih seksama.
Kolom satuan : 1 + 1 = 0, simpan 1
Kolom 2-an : 0 + 1 = yang disimpan = 0,
simpan 1
Kolom 4-an : 0 + 0 yang disimpan = 1
Kolom 8-an : 1 + 1 = 0, simpan 1
Kolom 16-an : 1 + 1 yang disimpan = 1,
simpan 1
Kolom 32-an : yang disimpan 1 = 1
Jika
lebih dari dua buah digit biner dijumlahkan, ada kemungkinan yang disimpan
lebih besar dari 1. Sebagai contoh,
1
+ 1 = 0, simpan 1
1
+ 1 + 1 = 1, simpan 1
Contoh
berikut menunjukkan penjumlahan dengan penyimpanan lebih besar dari 1.
1
+ 1 + 1 + 1 = (1 + 1) + (1 + 1) = (0, simpan 1) + (0, simpan 1) = 0, simpan 2;
1
+ 1 + 1 + 1 + 1 = 1 + (1 + 1) + (1 + 1) = 1, simpan 2
0
+ yang disimpan 2 = 1, simpan 1
1
+ yang disimpan 2 = 0, simpan 2, dan seterusnya.
b)
Pengurangan Biner
Pada bagian ini hanya akan ditinjau pengurangan
bilangan biner yang memberikan hasil positif. Dalam hal ini, metode yang
digunakan adalah sama dengan metode yang digunakan untuk pengurangan pada
bilangan desimal. Dalam pengurangan bilangan biner jika perlu dipinjam 1 dari
kolom di sebelah kirinya, yaitu kolom yang mempunyai derajat lebih tinggi.
Aturan umum untuk pengurangan pada bilanagan biner adalah sebagai berikut :
0
– 0 = 0
1
– 0 = 1
1
– 1 = 0
0
– 1 = 1, pinjam 1
Contoh
: Kurangilah 11112 dengan 01012
PenyelesaianSusunlah
dua bilangan di atas ke dalam kolom sebagai berikut :
Secara
lebih rinci, dimulai dari LSB (20 = 1)
Kolom
20 1 – 1 = 0
Kolom
21 1 – 0 = 1
Kolom
22 1 – 0 = 0
Kolom
23 1 – 0 = 1
Sehingga,
11112 – 01012 = 10102
Contoh
Kurangilah 11002 dengan 10102
Penyelesaian
Secara
lebih terinci, dimulai dari LSB (20 = 1)
Kolom
20 0 – 0 = 0
Kolom
21 0 – 1 = 1
Dalam kasus ini kita harus meminjam 1
dari bit pada kolom 22. Karena datang dari kolom 22, maka nilainya 2 kali nilai
pada kolom 21. Sehingga, 1 (bernilai 22) – 1 (bernilai 21) = 1 (bernilai 21).
Bila meminjam 1 dari kolom di sebelah
kiri maka berlaku aturan umum 1 – 1 = 1.
Kolom 22 0 – 0 = 0 Nilai 1 dari kolom 2 diubah menjadi nol karena sudah
dipinjam seperti yang ditunjukkan dengan anak panah.
Kolom
23 1 – 1 = 0
Sehingga,
11002 – 10102 = 00102
c)
Bilangan Biner Bertanda
Sejauh
ini kita hanya melihat bilangan biner positif atau bilangan biner tak bertanda.
Sebagai contoh bilangan biner 8-bit dapat mempunyai nilai antara:0000 00002 =
0010 dan 1111 11112 = 25510, yang semuanya bermilai positif, tanda ‘-‘
diletakkan di sebelah kiri bilangan desimal, misalnya –2510. Dalam sistem
bilangan biner, tanda bilangan (yaitu negatif) juga disandikan dengan cara
tertentu yang mudah dikenal dengan sistem digital. Untuk menyatakan bilangan
negative pada bilangan biner, bit yang dikenal dengan bit tanda bilangan (sign
bit) ditambah di sebelah kiri MSB. Bilangan biner yang ditulis dengan cara di
atas menunjukkan tanda dan besarnya bilangan. Jika bit tanda ditulis 0, maka
bilangan tersebut positif, dan jika ditulis 1, bilangan tersebut adalah
bilangan negatif. Pada bilangan biner bertanda yang terdiri dari 8-bit, bit
yang paling kiri menunjukkkan besarnya. Perhatikan contoh berikut :
1000
0000 = -0 = 0
0000
0000 = +0 = 0
Dari contoh diatas dapat dilihat, bahwa hanya karena
tujuh bit yang menunjukkan besarnya , maka bilangan terkecil dan terbesar yang
ditunjukan bilangan biner bertanda yang terdiri dari 8-bit adalah : [1]111
11112 = - 12710 dan [0]111 11112 = + 12710
Dengan
bit dalam kurung menunjukkan bit tanda bilangan. Secara umum, bilangan biner
tak bertanda yang terdiri dari n-bit mempunyai nilai maksimum M = 2n – 1.
Sementara itu, untuk bilangan bertanda yang terdiri dari n-bit mempunyai nilai
maksimum M = 2n-1 – 1. Sehingga,
untuk
register 8-bit di dalam mikroprosesor yang menggunakan sistem bilangan
bertanda, nilai terbesar yang bisa disimpan dalam register tersebut adalah:
M
= 2(n-1) – 1
=
2(8-1) – 1
=
27 - 1
=
12810 – 1
=
12710
sehingga
mempunyai jangkauan – 12710 sampai +12710.
d)
Perkalian
Perkalian
pada bilangan biner mempunyai aturan sebagai berikut :
0
x 0 = 0
1
x 0 = 0
0
x 1 = 0
1
x 1 = 1
Perkalian
bilangan biner dapat dilakukan seperti perkalian bilangan desimal. Sebagai
contoh, untuk mengalikan 11102 = 1410 dengan 11012 = 1310 langkah-langkah yang
harus ditempuh adalah :
Perkalian
juga bisa dilakukan dengan menambah bilangan yang dikalikan ke bilangan itu
sendiri sebanyak bilangan pengali. Contoh di atas, hasil yang sama akan
diperoleh dengan menambahkan 1112 ke bilangan itu senidiri sebanyak 11012 atau
tiga belas kali.
e)
Pembagian
Pembagian
pada sistem bilangan biner dapat dilakukan sama seperti contoh pembagian pada
system bilangan desimal. Sebagai contoh, untuk membagi 110011 (disebut bilangan
yang dibagi) dengan 1001 (disebut pembagi), langkah-langkah berikut perlu
dilakukan.
Sehingga
hasilnya adalah 1012, dan sisa pembagian adalah 1102. Pembagian bisa juga
dilakukan dengan cara menjumlahkan secara berulang kali bilangan pembagi dengan
bilangan itu sendiri sampai jumlahnya sama dengan bilangan yang dibagi atau
setelah sisa pembagian yang diperoleh lebih kecil dari bilangan pembagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar